Ritual Adat Dayak Manyanggar Marasih Lewu di Kelurahan Mengkatip

Persembahan untuk leluhur

Kamis, 28 Desember 2023 – Puncak acara Adat Budaya Masyarakat Hukum Adat Dayak Mengkatip Kedamangan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan yaitu Ritual Manyanggar Marasih Lewu yang dilaksanakan di Kelurahan Mengkatip dengan mengambil tema “Habaring Hurung Mamangun Lewu Tajahan Antang Hagatang Tarung Utus Betang Masyarakat Hukum Adat Dengan Budayakan 7B : Mengkatip Bahadat, Barasih, Bahalap, Barigas, Batuah, Bajorah, dan Bajenta telah sukses dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 (Tiga) hari yakni dari tanggal 26 – 28 Desember 2023.

Manyanggar Marasih Lewu merupakan salah satu ritual keagamaan Kaharingan yang dilakukan oleh Suku Dayak di Kalimantan Tengah yang bertujuan untuk membuat tapal batas antara manusia dengan roh halus agar tidak saling mengganggu alam kehidupan masing – masing serta sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makhluk lain. Ritual ini juga menjadi tradisi dalam lingkungan masyarakat Dayak yang menganut agama Kaharingan karena mereka percaya bahwa dalam kehidupan di dunia, selain manusia juga ada makhluk yang tak kasat mata.

Dalam sambutannya, Damang Dusun Hilir Bapak Yusep T. Aceng mengatakan bahwa ritual ini memang harus sepatutnya dilaksanakan mengingat musibah – musibah yang datang silih berganti selama beberapa bulan kebelakang. Jika dilihat keadaan Kelurahan Mengkatip sekarang, keadaan ini sangat berbanding terbalik dengan dulu dimana masih banyak terdapat pohon – pohon yang masih berdiri kokoh dihutan Kelurahan Mengkatip. Hal tersebut tentu saja tidak lepas dari campur tangan masyarakat yang merusak alam sehingga musibah pun datang. Selain itu, Beliau berharap dengan adanya ritual ini dapat mengingatkan kita semua tentang 3 (tiga) pilar pedoman hidup masyarakat Dayak yang wajib diterapkan kedalam kehidupan sehari – hari agar tetap berkesinambungan dan tetap damai.

Camat Dusun Hilir Eko Hermansyah, S.STP., M.M. dalam sambutannya pertama – tama menyampaikan terima kasih kepada Panitia Penyelenggara serta menyambut dengan baik pelaksanaan acara Manyanggar Marasih Lewu ini. Selanjutnya, Beliau juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Kabupaten Barito Selatan atas segala dukungan kepada Panitia Penyelenggara baik berupa dana serta kehadirannya pada hari ini. Beliau menambahkan, acara ini merupakan warisan budaya dari nenek moyang kita Suku Dayak yang menampilkan warna kekayaan budaya nusantara dalam bingkai NKRI yang harus terus kita dukung pelestariannya sebagai kearifan lokal. Dan juga, selain mengandung unsur kekuatan gaib, juga terdapat nilai – nilai luhur seperti tata krama, sopan santun, dan seni budaya untuk menyegarkan kembali hubungan yang baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia dan alam sekitarnya menjadi sumber energi pembangunan bagi masyarakat Mengkatip yang taat hukum, makin sehat, makin kompak, makin maju, bersih, indah, dan nyaman. Camat Dusun Hilir berharap dengan adanya acara ini dapat benar – benar memberi kontribusi positif bagi kehidupan kita semua khususnya warga masyarakat Mengkatip agar menjadi semakin baik.

Dalam sambutannya Pj. Bupati Barito Selatan yang dalam hal ini disampaikan oleh Asisten II Bapak Rahmat Nuryadin, S.H., M.H.  mengucapkan terima kasih telah diundang dalam kegiatan hari ini dan menyambut dengan baik kegiatan ini. Mengingat bahwa kegiatan ini merupakan warisan kekayaan budaya Suku Dayak dari Nenek Moyang kita serta kita wajib melestarikannya sebagai kearifan lokal. Pemerintah Kabupaten Barito Selatan berharap semoga acara ini dapat benar – benar memberikan kontribusi positif bagi kehidupan kita semua khususnya masyarakat Mengkatip dan semakin baik. Beliau menambahkan, mengingat bahwa Camat Dusun Hilir baru saja mengemban jabatannya disini diharapkan agar seluruh masyarakat terkait dapat membantu beliau dalam melaksanakan program kegiatan yang ada di Kecamatan Dusun Hilir khususnya, dibidang pembangunan dan pelestarian budaya. Beliau berharap semoga acara ini dapat terus berlanjut untuk menjaga kelestarian kebudayaan di Kelurahan Mengkatip.

Salah satu alasan di adakannya ritual tersebut yakni beberapa waktu sebelumnya di Kelurahan Mengkatip  telah terjadi kebakaran lahan seluas 2 Ha. Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa hanya saja asap akibat kebakaran tersebut mengakibatkan Kecamatan Dusun Hilir diselimuti kabut asap tebal, sehingga menyebabkan polusi udara. Selain itu, juga masih banyak desa – desa lain yang juga mengalami hal serupa. Kecamatan Dusun Hilir merupakan salah satu Kecamatan yang paling banyak kejadian kebakaran hutan dan lahan tahun ini, akibatnya banyak diantara kejadian tersebut yang belum dapat ditangani dengan cepat, salah satu kendalanya yaitu sulitnya mencapai lokasi kejadian karena akses jalan yang hanya bisa ditempuh lewat jalur sungai. Karena, semua desa yang ada di Kecamatan Dusun Hilir memiliki jarak tempuh yang lumayan jauh dari Ibu Kota Kecamatan dan semuanya menggunakan jalur sungai.

Dengan itu, diharapkan dari setiap desa khususnya Aparat Desa bersama Kelompok Siaga Bencana harus selalu waspada dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait apabila terjadi hal tersebut, dan juga selalu memonitor keadaan wilayahnya masing – masing agar jika suatu saat terjadi hal serupa dapat langsung ditangani dengan cepat.

Jadi, dari kegiatan Ritual Manyanggar Marasih Lewu tersebut diharapkan masyarakat Kecamatan Dusun Hilir khususnya Kelurahan Mengkatip, dapat terus menjaga serta melestarikan warisan budaya asli Suku Dayak  tersebut, dengan tujuan agar Kelurahan Mengkatip dapat terjaga dan dijauhkan dari musibah – musibah seperti yang telah terjadi beberapa bulan kebelakang. Serta, diharapkan kepada masyarakat untuk selalu dapat mengingat tentang 3 (tiga) pilar pedoman hidup yang wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari yakni Adil ka’talino (harus bersikap baik pada sesama manusia). Bacuramin ka’saruga (harus bercermin, berpandangan hidup seperti perkataan baik di surga) Basengat ka’jubata  (kehidupan manusia bergantung pada Tuhan Yang Maha Esa).